Minggu, 14 November 2010

PENGERTIAN MANAJEMEN KONFLIK




Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenernya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yg tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yg wajar yg dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya .
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Fisher dkk (2001:7) menggunakan istilah transformasi konflik secara lebih umum dalam menggambarkan situasi secara keseluruhan.
*      Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.
*      Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan damai.
*      Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
*      Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.
*      Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
Tahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola konflik. Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik.
Sementara Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Minnery (1980:220) juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal. Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen konflik perencanaan kota meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik. Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan kota dan melibatkan perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.
*Teori-teori Konflik*
Teori-teori utama mengenai sebab-sebab konflik adalah:
> Teori hubungan masyarakat<
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.


Sasaran:
meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok yang mengalami konflik, serta mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada didalamnya

> Teori kebutuhan manusia<
Menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadi inti pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi.
Sasaran:
mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.
> Teori negosiasi prinsip<
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.
Sasaran:
membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian melancarkan proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.
>Teori identitas<
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.
Sasaran:
melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik, sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
>Teori kesalahpahaman antarbudaya<
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda.
Sasaran
 menambah pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihak lain, mengurangi streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya.
>Teori transformasi konflik<
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.
Sasaran:
 mengubah struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan termasuk kesenjangan ekonomi, meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antar pihak yang berkonflik, mengembangkan proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan.

Sabtu, 13 November 2010

TEORI ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI

Organisasi
>     Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai   tujuan bersama yang diinginkan     dan  mau terlibat dengan peraturan yang ada.
>        Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
>     Ciri-ciri organisasi ialah:
* terdiri daripada dua orang atau lebih,
* ada kerjasama,
* ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain,
* ada tujuan yang ingin dicapai.
        Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang  bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.
Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran,  pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Masalah adalah segala sesuatu  yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.  Dus masalah organisasi adalah memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi.
Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika  Serikat.



Evoluasi Teori Organisasi
Terdiri atas:
A. Teori Klasik
    *Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
    *Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (Amerika);
    *Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi)  oleh Henry Fayol (Prancis).
B.    Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik;
C.    Teori modern;
D.    Teori organisasi dan manajemen Jepang dan teori Z;
    5 Golongan Teori Organisasi Modern
(Prajudi Atmosudirdjo)
*Teori organisasi klasik;
*Teori organisasi hubungan antar manusia;
*Teori proses;
*Teori prilaku;
*Teori Sistema.
    4 Macam Teori Organisasi
(Amitai Etzioni)
*Teori klasik (Scientific management);
*Aliran hubungan manusia (human relations);
*Sistem pendekatan struktural;
*Teori pembuatan keputusan.
    9 Macam Teori Organisasi
(Wursanto, 2003:260-274)
*Teori organisasi klasik;
*Teori organisasi birokrasi;
*Teori organisasi human relations;
*Teori organisasi perilaku;
*Teori organisasi proses;
*Teori organisasi kepemimpinan;
*Teori organisasi fungsi;
*Teori organisasi pembuatan keputusan;
*Teori organisasi kontingensi.

    8 Pendekatan Teori Organisasi
(Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell)
*Pendekatan pengalaman atau kasus (the empirical, or case approach);
*Pendekatan prilaku antar pribadi (the interpersonal behavior approach);
*Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior approach);
*Pendekatan kerjasama sistem social (the cooperative social system approach);
*Pendekatan sistem teknik sosial (the sociotechnical system approach);
*Pendekatan teori keputusan (the decision theory-center approach);
*Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center approach);
*Pendekatan operasi (the operational approach).
                        *Kesimpulan*
    Tidak ada satupun teori yang memiliki kebenaran mutlak.  Masing-masing teori saling melengkapi.
.            > TEORI KLASIK<
    Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain: teori organisasi spesialisasi, teori formalisma, teori struktur (the stucture theory of organization).  Muncul untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
1.  Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
Ciri Birokrasi modern (ideal):
Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
a.    adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi,
b.    adanya pendelegasian wewenang,
c.    setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi).  Dus yang dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
Adanya prinsif hierarki;
Manajemen kantor modern didasarkan pada  dokumen tertulis/diarsipkan;
Tugas dalam organisasi dilaksanakan  berdasarkan spesialisasi, dus diperlukan pendidikan dan latihan secara terus menerus;
Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh;
Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh perturan-peraturan/perundang-undangan, maka setiap apparatus birokrasi harus mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.
Unsur Birokrasi Ideal:
*Hirarki,
*Kualitas Keahlian,
*Aspek-aspek keahlian,
*Kewenangan dan kekuasaan yang legal.
Fungsi Birokrasi Ideal:
*Spesialisasi,
*Struktur,
*Kemungkinan meramalkan dan kestabilan,
*Rasionalisasi, dan
*Bagian dari demokrasi.
Strategi Untuk Mencapai Tujuan Organisasi (5 Prinsip):
*Prinsip spesialisasi;
*Prinsip rantai komando atau prinsip hirarki;
*Prinsip loyalitas;
*Prinsip impersonal;
*Prinsip uniformalitas.
    Implementasi adalah proses untuk mewujudkan rumusan kebijakan menjadi tindakan kebijakan; dari “politik” ke “administrasi”.
Pressman & Wildavsky:
1. Implementasi adalah proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya.
2. Implementasi memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.
3. Efektivitas implementasi ditentukan oleh kemampuan untuk membuat hubungan dan sebab- akibat yg logis antara tindakan dan tujuan.

    Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengartikan Implementasi sebagai evaluasi.
Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.
Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”
Ungkapan – ungkapan tersebut mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.